Meraih Keberkahan Sedekah Bersama Muhsinin Rumah Syifa
Pernahkah kita mendengar nasihat, tentang istilah "sedekah tak perlu menunggu kaya, sedekah tak harus banyak. Terkadang menurut kita kecil, namun sangat berarti bagi yang lain".
Berbicara tentang sedekah, terkadang yang selalu terbesit, dalam mayoritas orang, menganggap bahwa sedekah itu harus tentang rupiah, malu kalau sedekahnya sedikit (sebagian kata mereka).
Padahal sedekah itu tak hanya tentang rupiah.
Rasulullah SAW bersabda : "ucapan yang baik adalah sedekah". Dan beliau juga bersabda : "setiap langkah menuju masjid adalah sedekah. Adapun, ketika kita menyingkirkan sesuatu dari jalan adalah sedekah".
(HR. Ahmad)
Maka, hadist tersebut mengingatkan kita kembali. Bahwa sejatinya sedekah itu luas bentuknya.
Maha baik Allah, bahwa menolong sesama, juga bisa dengan harta, tenaga maupun do'a. Yang semuanya itu ada pahala didalamnya.
Sebagaiman kata hadist, tentang mencegah kemungkaran yaitu "barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka, ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya (mendo'akannya). Dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman". (HR. Muslim)
Nah, perlu kita garis bawahi. Pada hakikatnya peluang untuk bersedekah, bukan melulu bagi mereka yang memiliki harta sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, peluang sedekah bisa untuk siapa saja, bagi semua orang yang pingin mendapatkan keberkahan meraih RidhoNya Allah SWT.
Pertanggal 23 september 2018 ada seorang nenek, yang memiliki kepribadian sosial Ia melihat lingkungan sekitar, masih banyak orang yang kekurangan untuk membeli makan. Lebih baik puasa daripada untuk membeli makan, karena uang untuk membeli makan, hanya bisa digunakan untuk membiayai anak sekolah "ujar seseorang pemulung".
Sebut saja relawan tersebut yaitu bernama Tati Gustini, Ia tinggal di kota Bandung. Atas kepekaan dirinya, terhadap lingkungan sekitar yang masih banyak membutuhkan makanan, ia berinisiatif untuk membuat program sedekah Nasi Gratis Rumah Syifa.
Beliau merintis dari nol, yang sangat disupport oleh anak pertamanya yaitu Fitri Asri Lestari, S.E., M.M. Ia juga sebagai founder dari program ini. Kemudian, ia berpesan kepada ibunya "bismillah mah, saya akan menyisihkan sedikit harta, untuk membeli makanan, bagi saudara-saudara dilingkungan sekitar, yang masih banyak sekali membutuhkan makan, adapun tugas ini berat bagi mamah, yang diusia sepuh menginjak usia 66 tahun. Tentu, membutuhkan epport tenaga maupun pikiran untuk menjalankannya, karena keterbatasan waktu saya, amanah ini saya serahkan kepada mamah, semoga kesehatan dan keberkahan Allah meridhoiNya, agar program Sedekah Nasi Gratis ini bisa dinikmati untuk orang yang membutuhkan. "Ujar fitri"
Dengan seringnya waktu, nenek tersebut mencari lokasi tetap, untuk tempat yang nyaman ketika makan.
Finally, ia menemukan lokasi strategis, warung makan depan lokasi rumah, yang terhalang enam petak rumah terhitung dari kediaman rumah nenek tersebut.
Dengan panggilan yang khas, oleh tetangga setempat nenek Tati Gustini, bisa dipanggil dengan Nenek TG.
Kemudian, Nenek TG berkerjasama dengan pemilik kedai nasi tersebut. Yang dimana, kesepakatan ini disupport oleh putri semata wayangnya itu, dengan menetapkan program "Garatis Makan, jumat berkah bersama Rumah Syifa"
Pekan pertama dimulai, Nenek tersebut memasang spanduk di warung nasi itu, agar informasinya mudah di lihat orang.
Adapun menu pertama yang disajikan penjual nasi itu, yaitu satu paket nasi, ayam goreng dan sayur, plus minum gratis.
Pekan demi pekan dijalankan, orang-orang selalu ramai mengunjungi warung tersebut, untuk berburu sepaket makanan gratis. Mulai dari pengemis, pemulung, bahkan dhuafa dan anak-anak yatim piatu, selalu menjadi pemenuh ruangan, dalam program makan gratis setiap pekannya, dihari jum'at.
Selain bisa membantu melariskan penjual nasi tersebut, nasi paket itu bisa dinikmati oleh banyak orang yang membutuhkannya.
Momen demi momen keberkahan itu meluas. Kini nenek TG mengajak cucunya untuk mendapatkan pahala. Yaitu mengajaknya untuk blusukan ke desa-desa dengan membagi makanan gratis.
Finally, sebungkus nasi lezat syariah dibikin banyak, untuk disalurkan pada orang-orang yang sangat membutuhkan.
Sebut saja cucunya yaitu Melinda Ia sebagai supir motor yang menemani Nenek TG dalam membagikan makanan, kemudian, makanan gratis tersebut berhasil disalurkan kepada para pemulung, tukang becak maupun ojek.
Antusias penerima nasi, sangat bahagia menerimanya, hingga lantunan do'a kebaikan, diberikan kepada Nenek dari mereka yang menerima nasi.
Do'a dari orang-orang yang tulus, pada akhirnya, program Rumah Syifa berkembang meluas. Dukungan demi dukungan tambah berdatangan. Sehingga Nenek TG memutuskan untuk, membuat roda khusus sebagai tempat menyimpan makanan.
Dengan pesan tulisan pada roda, yang ditempel spanduk tentang "Siapapun boleh mengambil. Siapapun boleh menyimpan".
Sehingga tugas Nenek setelah itu, bisa dengan memantau roda makan gratis yang setiap pekannya disimpan oleh berbagai macam menu makan. Diantaranya nasi kuning lezat syariah, air gelas, lontong kari ayam dan gorengan.
Dari banyaknya menu gratis yang tersedia di roda itu, selalu laris manis habis oleh orang-orang yang membutuhkannya.
Mengambil nama Rumah Syifa terinspirasi oleh suami dari ibu Fitri yaitu Harisson usma, S.E., M.M sebagaimana ananda dari mereka ada yang bernama Nahda Syifa Kamila dengan harapan mengambil nama Syifa dari nasi gratis tersebut, bisa menjadi obat bagi mereka yang menahan lapar, dan ketakjuban pula dari sedekah sebagai obat, bagi hati yang sering gelisah, dan lain-lain.
Betapa hebatnya sedekah, hingga Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya sedekah seorang muslim itu memanjangkan umur dan mencegah dari mati dalam keadaan buruk, dan Allah Ta'ala pula menghapuskan sikap sombong dan membangga diri si penderma dengan sebab sedekahnya". (HR. Tabrani)
Itulah mengapa, keluarga Harisson bisa istiqomah dalam berbagi makan gratis, hingga sekarang.
Selain program rutin berbagi pada hari jum'at, para muhsinin donatur rumah syifa banyak sekali yang mensupport untuk mengadakan program one day one sedekah pada momen ramadhan.
Alhamdulillah atas izin Allah, program tersebut ter realisasi. Walau dikasih hujan, kondisi badan yang sedang tidak fit, pertolongan Allah SWT selalu hadir. Sehingga untuk menyiapkan hidangan menu gratis Allah mudahkan dan lancar.
Tahun ke tahun rumah Syifa berjalan lancar, serta rutin dilakukan. Kami dari keluarga Harisson dan Fitri mengucapkan jazakumullah jazakunnallah khairan kepada para Muhsinin donatur rumah Syifa yang senantiasa menyisihkan rizkinya untuk saudara-saudara yang membutuhkan. "Ujar dari pasangan teladan itu"
Seiring keberkahan hadir, rumah Syifa yang rutin dilakukan setiap jum'at di kota bandung, kini menyebar luas, dan bisa membuat cabang di kota Cikampek, Karawang yang dikelola Melinda sebagai founder rumah Syifa Cikampek.
Estapet kebaikan ini terus berkembang dan berlanjut, adapun program di kota Cikampek yaitu sama dengan program di Bandung. Dahulu sempat ada akun ig khusus rumah Syifa, namun semenjak tidak bisa untuk login kembali ke akun instragram itu, kami berinisiatif membuat grup WhatsApp khusus. Agar silaturahmi para muhsinin donatur rumah Syifa masih terjalin, dan semoga kita dapat berjumpa kembali di jannahNya aamiin ya mujiibassaillin.
Semoga teman-teman semua terus diistiqomahkan dalam berlomba kebaikan, karena kita tidak tahu, kebaikan mana yang akan menolong kita di akhirat nanti.
Ranah kita hanya terus berupaya melakukan yang terbaik dalam KeridhoanNya, Allah SWT berfirman: "barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya". (Q.S Al-Zalzalah ayat 7)
Karena sejatinya, berbagi adalah bentuk terbaik dari mensyukuri apa yang kita miliki. Walahu'alam. (Melinda Harumsah)
Editor: Ibnu
©2024 PRIANGANPOS.COM