Harga Beras Naik, Masyarakat Makin Terhimpit

231004200336-harga.jpg

Ilustrasi (Foto: Yellin Yuningsih)

Oleh Yellin Yuningsih, SE

Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Karena merupakan makanan pokok sehingga ketersediaan nya harus senantiasa stabil, demi mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat. Maka dari itu peran negara sangat penting dalam memenuhi kebutuhan beras masyarakat.

Beberapa pekan terakhir ini harga beras dipasaran semakin meroket. Yang membuat masyarakat resah karena tidak diiringi dengan naiknya pendapatan. Oleh karena itu masyarakat semakin menekan pengeluaran untuk kebutuhan lainnya.

Di Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Supriatna menyalurkan bantuan pangan berupa cadangan beras pemerintah sebanyak 2.140 ton beras per bulan yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.

Dadang Supriatna mengatakan, bantuan pangan cadangan beras pemerintah tersebut merupakan bantuan tahap kedua setelah sebelumnya penyaluran pertama dilakukan pada Februari, Maret dan April. Pendistribusian bantuan pangan tahap kedua ini diperuntukkan bagi 214.070 keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di 31 kecamatan. Bantuan tersebut akan disalurkan secara bertahap selama tiga bulan ke depan yakni mulai September hingga November 2023.

Dadang Supriatna mengatakan, "Bantuan pangan cadangan beras pemerintah ini merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi dampak el nino sekaligus mengatasi gejolak harga beras yang saat ini sedang melambung tinggi," kata Bupati, saat pelepasan bantuan pangan di halaman Gedung Budaya Soreang (GBS), Rabu (27/9/2023). (rejabar.republika.co.id)

Indonesia adalah negara produsen beras terbesar ketiga didunia namun ternyata kebutuhan beras saat ini masih harus impor dari negara lain demi mencukupi kebutuhan masyarakat. Ditambah kenaikan harga beras di pasaran membuat masyarakat semakin tertekan.

Ketika terjadi kenaikan harga beras, hal tersebut pasti diiringi oleh beberapa faktor baik itu dari harga pupuk, musim panen, hama, harga gabah, pendistribusian beras dll.

Selain itu juga faktor minat generasi muda yang kurang tertarik menjadi petani ditambah lahan pertanian yang semakin menyusut pastinya ikut andil dalam penurunan produksi beras dan stok beras nasional yang berujung pada harga beras di pasaran.

Program-program bantuan seperti di atas sejatinya tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat ataupun menjadi solusi. Sebab manfaatnya hanya saat bantuan disalurkan, sementara setelah itu masyarakat kembali diresahkan dengan kebutuhan-kebutuhan pokok.

Konsep kapitalisme sangat masif di bidang pangan saat ini. Sebab korporasi pertanian yang sangat besar diberikan keleluasaan dalam menguasai rantai produksi, distribusi dan konsumsi. Tentu dengan adanya dominasi seperti ini maka produksi dan distribusi pangan berada di bawah kendali oleh korporasi, sehingga mayoritas masyarakatlah yang kesulitan mengakses bahan pangan pokok dengan harga terjangkau.

Islam menata ketersediaan bahan pokok dan distribusinya ke tengah masyarakat. Pemerintah posisinya untuk berkhidmat kepada masyarakat, memenuhi dan menjamin seluruh kewajiban termasuk penanganan pangan . Negara tidak boleh menjadi regulator dan fasilitator saja namun menjadi penanggung jawab dari kebutuhan rakyatnya. Terkait dengan pangan maka negara yang harus mengurusi aspek pangan mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi sehingga pemenuhan pangan itu bisa terjamin untuk seluruh rakyat

Negara menegakkan aturan-aturan syariat islam sehingga siapapun bisa memiliki peluang yang sama agar bisa berusaha. Negara memberlakukan sistem ekonomi islam mulai dari kepemilikan harta , pengembangan harta dan pendistribusian yang merata. Sehingga kebutuhan pokok masyarakat bisa senantiasa terkontrol dan terpenuhi. Wallahu' alam bi ash showab. ***

*) Penulis adalah ibu rumah tangga tinggal di Kabupaten Bandung

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.
TAGS:

Komentar