Kadinkes Tasikmalaya Sebut Angka Tertinggi Kematian Akibat COVID-19 Tertinggi Di JawaBarat

201003104433-kadin.jpg

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat ()

www.hu-pakuan.com BANDUNG -  COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019–2020.

Adapun, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menyebut angka kematian akibat Covid-19 di Kota Tasikmalaya saat ini merupakan angka tertinggi di Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, sebanyak enam persen dari total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya berujung pada kematian,

"Ya saat ini Kota Tasikmalaya angka kematiannya tertinggi se Jawa Barat, kata Uus, Jumat 2 Oktober 2020.

Padahal sepekan lalu ujar dia, Kota Bandung masih menduduki peringkat pertama tingkat kematian akibat Covid-19 di Jawa Barat.

Berdasarkan laman Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat, case fatality rate Kota Bandung berada di angka 3,64 persen, disusul Kota Depok 2,44 persen, Kota Bekasi 2,31 persen, Kabupaten Bekasi 1,01 persen, dan Kota Bogor 2,52 persen.

Berdasarkan data yang terakhir Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, total kasus terkonfirmasi positif berjumlah 208 kasus.

Dari total kasus itu, 62 orang dinyatakan sembuh, 167 orang masih dalam perawatan, dan sembilan orang meninggal dunia.

Jumlah tersebut kembali bertambah setelah pada Jumat siang, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya kembali mencatat penambahan kasus baru sebanyak 3 kasus.

Puluhan kasus baru itu kebanyakan berasal dari klaster pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya.

Berpegangan data tingkat kematian itu, Pemerintah Kota Tasikmalaya tak lagi membiarkan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 melakukan isolasi mandiri.

Termasuk ruang isolasi di rumah sakit hanya digunakan untuk pasien yang memiliki gejala atau punya penyakit bawaan.

Uus menjelaskan, di rusunawa itu terdapat 40 ruangan yang tersedia. Satu ruangan berisi dua tempat tidur. Sebanyak 30 ruangan digunakan untuk pasien dan sisanya untuk tenaga kesehatan.

Dengan terus bermunculannya kasus baru ujar Uus, Rusunawa Unsil dipastikan tidak akan dapat menampung seluruh pasien itu.

Sementara dari keseluruhan 67 ruang isolasi di rumah sakit, hanya empat tempat tidur yang dapat digunakan, yaitu di RSUD dr Soekardjo. Sedangkan ruang isolasi di rumah sakit lainnya terisi penuh.

Atas kondisi tersebut, pemerintah pun mulai mencari alternatif tempat lain guna menampung pasien Covid-19.

"Hari ini pak Sekda dan pak Wali sudah berbicara dengan beberapa pemilik hotel. Mudah-mudahan ada hasil. Kalau ada kurang, kita manfaatkan gedung pemerintah lainnya," kata dia.

Penulis/Pewarta: Rully
Editor: Rully
©2020 PRIANGANPOS.COM

TAGS:

Komentar