Pembangunan Danau Retensi Lagi untuk Atasi Banjir

221226090707-pemba.jpg

Kolam retensi (Foto: galamedianews.com)

Oleh Meri Mulyani, S.Si*

Bupati Bandung Dadang Supriatna saat meninjau lokasi banjir di Kampung Bojong, Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, dan ke Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang mengatakan akan membangun setidaknya lima danau retensi atau danau resapan.(rmoljabar, 14 Desember 2022)

Selain danau retensi, Dadang Supriatna juga mengatakan bahwa untuk jangka pendek akan dibuat pompa air di kawasan Tegalluar sebagai kawasan strategis Kota Baru Tegalluar seluas 3.500 Ha.

Banjir di kecamatan Bojongsoang sebenarnya bukan baru kali ini terjadi. Di sana banjir sering terjadi di musin hujan. Masyarakat pun seperti sudah terpaksa menerima keadaan ini karena sudah terbiasa. Seperti yang terjadi di akhir bulan Oktober, Kampung Muara, Kelurahan Andir Baleendah, terendam banjir, padahal tak jauh dari kampung tersebut terdapat Danau Retensi Andir. Pemerintah dan masyarakat harus melakukan evaluasi agar bisa mengantisipasi dampaknya dengan optimal.

Penanggulangan banjir sepertinya tidak cukup hanya dengan pembangunan danau retensi dan pompa air saja, jika diamati penyebab bajir yang terus berulang setidaknya ada dua hal yang harus kita muhasabahi. Pertama, banjir berasal dari Allah swt. Maka selayaknya kita berlindung kepada Allah dan mentaati semua perintah Allah. Terjemahan QS Saba ayat 15:

"... (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

Pemerintah dan masyarakat harus mengevaluasi dan menunaikan semua perintah Allah. Kedua, eksploitasi alam berupa alih fungsi lahan terbuka oleh pengusaha properti yang tidak bijak menjadi pemukiman.

Sungguh malang negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa, tetapi sengsara karena banjir maupun bencana alam lainnya akibat penerapan sistem kufur di negeri ini yang menjauhkannya dari berkah Allah swt. Saatnya pemerintah dan masyarakat mengkaji lebih dalam tentang sistem pemerintahan Islam dalam bingkai khilafah rasyidah yang mengikuti metode Rasulullah saw. Sehingga terwujud di negeri ini sebagai baldatun thayyibatun wa robbun ghofur.***

*) Penulis adalah pemerhati kebijakan publik tinggal di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.
TAGS:

Komentar