Kesejahteraan Tenaga Pendidik Menentukan Masa Depan Generasi

(Foto: tanoto foudnation)
Oleh Yayat Rohayati*
Tenaga pendidik atau Guru adalah seseorang yang memiliki peran sebagai pendidik, pembimbing, dan pengajar dalam proses pembelajaran.
Peran seorang guru sangat diperlukan dalam mencetak generasi penerus yang cerdas, berakhlak dan bisa berkontribusi dalam masyarakat.
Selain bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan, seorang guru juga mendidik, memberikan teladan, dan membentuk karakter peserta didik agar dapat berkembang secara intelektual, emosional, dan moral.
Output generasi ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diberikan oleh para pendidik. Kualitas itu akan didapat, jika para pendidik atau guru sejahtera.
Guru yang sejahtera, baik secara finansial, emosional, maupun fisik, akan lebih mampu menjalankan tugasnya dengan optimal.
Akan tetapi kesejahteraan guru di negeri ini masih menjadi topik yang kompleks dan beragam. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti: status kepegawaian, lokasi geografis, dan kebijakan pemerintah daerah.
Status kepegawaian disini misalnya guru Honorer. Guru honorer sering dihadapkan dengan masalah besaran gaji yang masih dibawah standar kelayakan. Dibeberapa daerah besaran gaji mereka masih dalam hitungan ratusan ribu, hingga satu jutaan per bulan. Hal ini membuat kesejahteraan mereka masih sangat rendah.
Mengutip dari harian Tintahijau.com, 15 Januari 2025, ratusan perwakilan tenaga honorer yang berasal dari pendidikan, kesehatan dan lainnya di Kabupaten Subang, mendesak untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah Daerah Perjanjian Kerja atau PPPK.
Desakan tersebut berangkat dari besaran gaji sejumlah guru yang sudah bekerja bertahun-tahun hanya menerima gaji minim kisaran Rp 300 ribu per bulan. Selama ini mereka juga sudah berusaha untuk mengikuti ujian tes namun tetap gagal.
Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan maju mundurnya sebuah peradaban. Oleh karena itu, pendidikan dan kesehatan merupakan pilar penting dalam membangun SDM tersebut.
Sehingga diperlukan adanya perhatian dari negara mengenai keduanya, baik keberadaan maupun para pekerjanya. Terutama dalam masalah gaji pegawai, seperti gaji para pegawai honorer di atas.
Sebagai bentuk penghargaan atas ilmu yang diberikan, seharusnya negara dapat mengalokasikan dana yang cukup dalam urusan ini.
Namun, pada realitasnya di dalam peradaban sekuler, liberalistik hedonistik saat ini banyak peran mulia tidak dihargai dan diperhatikan oleh negara.
Guru hanya dianggap seperti pekerja yang berperan memproduksi suatu barang. Guru hari ini dituntut untuk menyiapkan generasi siap menghadapi dunia industri. Negara hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator bukan pengurus ( raa'in ).
Ditambah penerapan sistem ekonomi dalam sistem kapitalisme sekuler menjadikan pengelolaan SDA dikuasai asing dan aseng, liberalisasi perdagangan, kapitalisasi layanan pendidikan dan kesehatan.
Berbeda dengan penguasa dalam Islam. Dalam IsIam penguasa adalah raa'in , yang memiliki tanggung jawab mengurus rakyatnya.
Rosulullah saw. menegaskan:
"Imam (khalifah) adalah raa'in (pengurus hajat hidup rakyat) dan bertanggungjawab atas rakyatnya" (HR.Muslim, Ahmad).
Dalam IsIam, negara membuat kebijakan yang memuliakan guru. Diantaranya pemberian berbagai fasilitas pendidikan secara gratis, pelatihan, dan sarana prasarana lainnya yang menunjang keberlangsungan pendidikan.
Selain itu gaji guru pada masa kepemimpinan Islam begitu fantastis dan sangat mensejahterakan. Para guru tidak terbebankan dengan masalah-masalah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sebab semuanya diriayah oleh negara.
Pada masa kepemimpinan Harun Arrasyid, gaji tahunan tenaga pendidik umum mencapai 2000 dinar atau sekitar 12,75 miliar per tahun. Makin tinggi tingkat keilmuan maka makin tinggi pula gaji yang diberikan.
Oleh karena itu, saatnya wujudkan kesejahteraan para guru supaya melahirkan generasi cemerlang penerus peradaban dengan menerapkan sistem IsIam secara keseluruhan. Karena hanya sistem IsIam satu-satunya solusi setiap problematika kehidupan.
Wallahua'lam.
*) Penulis adalah Jama'ah Majelis Taklim Koirunnisa Karawang