Lagi, Penista Agama Berulah Bagaimana Islam Mengatasinya

220513124108-lagi-.jpeg

(Foto: IST)

Oleh Yuyun Suminah, A. Md*

Heboh, media sosial Facebook dihebohkan oleh postingan salah satu akun yang menantang umat Islam hingga menginjak kitab suci Al-Qur'an. Video berdurasi 14 detik itu viral dan ramai diperbincangkan.

Berdasarkan Informasi pria tersebut berasal dari Kota Sukabumi, Jawa Barat. Pak Uu, sapaan Uu Ruzhanul, wakil gebernur Jawa Barat menegaskan "agar dengan alasan apapun, tindakan konyol dengan unsur penghinaan bahkan penistaan agama agar tidak dilakukan oleh siapapun. Selain tidak ada manfaatnya hal tersebut justru berpotensi memecah belah bangsa."

“Sekarang ada lagi yang menghina kitab suci, saya berharap masyarakat ataupun siapapun tolong hentikan ‘Ihanah’ (penghinaan) terhadap simbol -simbol keagamaan apalagi kitab suci yang dihargai seluruh umat beragama, karena tidak ada manfaatnya, buat apa?”, “Menghina agama, selain dosa, juga dapat hukuman dari aparat, juga dari masyarakat akan dihukum (secara sosial) dan lainnya,” tambah Dia. tegas Pak Uu, di Kota Bandung. (Detik.com 05/05/2022).

Kejadian tersebut bukan sekali dua kali terjadi, justru berulang ini membuktikan hukum yang ada saat ini dalam sistem kapitalisme tidak mampu memberikan efek jera. Yang ada kapitalismelah yang memberikan ruang kebebasan tanpa batas. Karena sistem kapitalisme sebuah sistem yang melahirkan aturan berasal dari keterbatasan manusia. Rasa akan takut akan dosa pun terkikis bahkan sudah hilang.

Menjamurnya penghina Al Qur'an tersebab sistem Kapitalisme-sekuler, ditambah lagi arus moderasi yang dilancarkan pemerintah akan membuka keleluasaan bagi para pembenci Islam, sementara hukum yang ada tidak bisa memberikan efek jera.

Berbeda jauh yang ada dalam sistem Islam, Islam sangat menjaga agama dan ajarannya, tidak akan subur para penista agama. Karena Islam selain agama yang mengatur ibadah juga aturan hidup, perkara dari yang terkecil sampai yang terbesar ada panduannya termasuk bagaimana mengatasi para penista agama.

Bila bercermin kepada sejarah Islam bahwa ketegasan Islam terhadap penista agama bisa kita lihat dari sikap Khalifah Abdul Hamid saat merespons pelecehan kepada Rasulullah saw. Saat itu, beliau memanggil duta besar Perancis meminta penjelasan atas niat Perancis yang akan menggelar teater yang melecehkan Nabi saw. Beliau berkata pada duta Perancis seperti ini, “Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan tersebut!”.

Bahkan pernah terjadi pada zaman Rasulullah saw., ada kisah seorang sahabat buta yang memiliki budak wanita yang setiap hari menghina Nabi Muhammad saw.. Suatu malam dia menghina Nabi saw kembali, sehingga sahabat buta itu membunuhnya. Keesokan harinya, Nabi mendengar kabar tersebut dan membenarkan sahabat buta itu. (HR Abu Daud 4363, Ad-Daruquthni 3242 dan disahihkan Al-Albani).

Hal itu membuktikan betapa tegasnya hukum Islam yang diemban oleh seorang pemimpin karena pemimpin bertanggungjawab penuh atas kepengurusan rakyatnya.

"Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari) Wallahua'lam.

*) Penulis adalah Guru dan Pegiat Literasi

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Komentar