Geng Motor Meresahkan Warga

Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Oleh Meri Mulyani, S.Si*
Jajaran Polresta Bandung bertemu dengan pengurus sejumlah kelompok geng motor di Polresta Bandung, Jumat (27/5/2022). Di antara geng motor yang hadir yaitu, Kelompok XTC, Monraker, Brigez, dan GBR. Dalam kegiatan itu, dilakukan deklarasi bersama untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polresta Bandung. (www.pasjabar.com, 27 Mei 2022)
Dinamika kehidupan dalam sistem kapitalisme memunculkan fenomena geng atau klub motor yang awalnya dilatarbelakangi sekadar untuk penyaluran hobi, ada juga yang dijadikan sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi diri. Namun, pada akhirnya tidak sedikit yang mulai menimbulkan ekses-ekses negatif yang mengganggu ketertiban masyarakat. Walaupun hanya untuk hiburan tapi perkumpulan-perkumpulan tanpa visi dan misi yang jelas, bisa mengarah kepada aktivitas yang menyimpang.
Terbentuknya suatu perkumpulan bisa menjadi wadah aktivitas positif, misalnya sebagai sarana untuk sharing ilmu, dan melakukan amar makruf nahi munkar. Pemuda harus diarahkan untuk memiliki prinsip hidup yang benar yaitu berislam kaffah. Ini menjadi tugas negara untuk menyelesaikan persoalan ini, bukan hanya solusi represif (sanksi) tapi juga preventif (pencegahan) dan kuratif (bimbingan) ke arah pemberdayaan pemuda yang benar dan tepat, karena walau bagaimanapun mereka adalah aset generasi yang harus diselamatkan.***
*) Penulis adalah Pemerhati Kebijakan Publik tinggal di Bandung
Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.