Pariwisata dan Healing

230808101223-pariw.jpg

(Foto: Istimewa)

Oleh Yudhi Koesworodjati*

Manusia bukan hanya butuh kepuasan jasmani, namun memerlukan asupan rohani selain agama, melihat keindahan, merasakan sensasi berbeda, dan pengalaman hidup yang bisa meningkatkan imunitas. Sehat jiwa-raga, akan menghadirkan manusia yang produktif, kreatif, mandiri, aktif memajukan lingkungan sekitar, dan berguna untuk negeri.

Setelah terlalu banyak ketegangan hidup dari lingkungan yang sangat ketat, penat dari aktivitas dan rutinitas sehari-hari, orang ingin menguranginya. Setiap orang ingin memiliki waktu tersendiri untuk berlibur dan mengistirahatkan badan serta pikiran dari tuntutan dan beban pekerjaan maupun pendidikan yang telah menumpuk. Ijinkan diri kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang menyibukkan dan melelahkan. Jangan merasa bersalah untuk menikmati waktu luang asal kita tahu kapan harus kembali ke realita. Ini semua tentang menghibur jika menyangkut pariwisata.

Traveling itu kegiatan paling menyenangkan di dunia. Kita bisa buat daftar tempat-tempat mana saja yang akan kita kunjungi. Pada kenyataannya, lebih banyak nambahnya dari pada nyoretnya. Kadang saat kita travelling semua peristiwa baru dan tidak terduga bisa ditemukan di sana. Kita bisa tahu apa saja yang terjadi di suatu tempat sepanjang sejarahnya. Termasuk hobi kebanyakan orang yaitu kuliner dimana taste dan harga lokal itu nomor satu.

Saat travelling kita juga bertemu orang-orang yang unik. Kita menyaksikan berbagai ritual kehidupan manusia yang berbeda. Mengalami berbagai peristiwa yang membuat ciut tapi juga memperkaya batin kita. Dengan berwisata kita akan menggunakan waktu luang kita untuk bersantai, bersenang-senang dan mengekspresikan diri kita.

Dengan travelling, kita harus lebih spontan, lebih berani mengambil resiko, siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan. Yang harus dinikmati itu justru proses perjalanannya dan kejutan-kejutan yang mungkin muncul. Yang penting itu the journey-nya not the destination, yang dapat memberikan energi positif bagi wisatawan.

Seringkali liburan atau jalan-jalan dianggap sebagai healing. Kata healing menjadi akrab ditelinga masyarakat Indonesia sejak pandemi Covid 19.
Istilah yang mulai naik daun saat itu untuk menjadi stres release. Padahal liburan atau jalan-jalan itu merupakan suatu penyegaran dari aktivitas sehari-hari yang menjenuhkan. Itu yang seharusnya disebut dengan refreshing.

Healing merupakan proses penyembuhan dari suatu hal yang merusak diri, luka batin atau sakit hati. Healing tidak sebatas bersenang-senang dan keluar dari hal yang membuat seseorang tidak nyaman. Namun, justru merupakan penyelesaian dengan upaya untuk dapat hidup berdampingan dengan ketidaknyamanan tersebut.

Healing merupakan sebutan kegiatan bagi orang yang ingin menenangkan diri dengan pergi ke suatu tempat. Biasanya memerlukan waktu yang lama. Dan tidak semua orang dapat mengatasinya sendiri, sehingga mereka membutuhkan bantuan ahli, seperti psikolog atau psikiater. Makna bepergian dengan tujuan healing kini memiliki makna lebih dalam, tak lagi sekadar menjadi aktivitas untuk melihat tempat-tempat baru.
Wisata healing merupakan salah satu wisata yang bertujuan untuk suatu penyembuhan. Rasa penat, jenuh dan emosi mulai bertransformasi menjadi rasa syukur, puas dan bahagia inilah efek dari wisata healing tersebut, dimana suasana hati dan pikiran kita akan menjadi lebih tenang dan damai. Dengan kata lain, healing adalah proses penyembuhan baik secara fisik maupun mental, yakni dari kondisi sakit atau terluka menjadi sembuh kembali, proses untuk membuat emosi atau perasaan menjadi lebih baik.

Lokasi yang dipiih tentunya destinasi wisata alam yang menawarkan pemandangan dan suasana yang tenang. Ini adalah bentuk perawatan diri, momen menenangkan untuk melakukan refleksi diri, dan menjadi ‘me time’ yang sangat berharga”.

Berwisata bisa menjadi alat untuk memperbaiki kondisi jiwa. Tidak sedikit yang bertujuan healing melakukan kegiatan travelling. Kegiatan-kegiatan seperti mencari pengalaman baru melalui traveling maupun eksplorasi hal-hal baru melalui aktivitas liburan dan berwisata dapat menjadi salah satu upaya mengenal dan mencintai diri yang baik.

Travelling atau berwisata lebih dianggap sebagai waktu untuk meditasi dan memperbaiki kesehatan jiwa. Memperbaiki kesehatan jiwa ini dalam arti bahwa dengan travelling seseorang bisa meredakan stres, menghibur diri, mendapatkan inspirasi baru, dan sebagainya. Pada saat kita berwisata, kita akan menemukan dan menjalani berbagai aktivitas yang akan membuat kita senang dan bahagia, membuat kita terlepas dari rasa stres dan beban pikiran yang menghantui.

Dengan wisata kita menapaki bumi untuk mentafakuri ayat-ayat Allah SWT. Mendekatkan kita pada Allah SWT yang menciptakan bumi beserta seluruh isinya akan dapat membantu proses healing. Karena pariwisata berkorelasi positif dengan kepuasan hidup dan well-being, maka pariwisata dapat membantu mengelola stres, meredakan kecemasan serta meningkatkan perasaan positif. Besar harapan pengalaman-pengalaman wisata healing akan membuka mata hati dan merubah sudut pandang wisatawan melihat dunia yang pada akhirnya menjadi penyelamat apa pun yang bisa membawa seseorang ke life sequence selanjutnya.

*) Penulis adalah Dosen Tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan dan pemerhati pariwisata

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Komentar