Kemerdekaan Gen-Z Terancam Oleh Angka Pengangguran

240826100841-kemer.jpg

(Foto: investopedia.com)

Oleh Nurpiani, S. Kom*

Memiliki suatu pekerjaan adalah harapan remaja pasca menyelesaikan sekolah menengah atas untuk membantu perekonomian keluarga dan sebagai baktinya kepada kedua orang tua yang telah membesarkannya, merawat dan memfasilitasi hidupnya.

Namun harapan itu seperti khayalan di zaman sekarang. Mencari pekerjaan ibarat mencari jarum ditumpukan jerami, sangat sulit.

Dilansir dari pikiran-rakyat.com bahwa puluhan juta anak muda gen-Z menganggur. Mereka tidak memiliki pekerjaan, tidak sedang menempuh pendidikan formal dan tidak sedang ikut pelatihan. Ini semua bisa menimbulkan ancaman jika tidak diatasi.

Ratusan anak muda gen-Z di Indonesia ini akan merasa putus asa Karena tidak kunjung mendapat pekerjaan. Jum'at, 9 Agustus 2024, foto.tempo.co

Pemerintah harus segera mengatasi persoalan ini dan mencari jalan penyelesaiannya tidak hanya terpusat mencari faktor penyebabnya. Salah mengambil jurusan selalu disebut sebagai faktor penyebab anak muda gen-Z ini sulit mendapat pekerjaan. cnbcindonesia.com

Jika ingin segera mendapat pekerjaan harus sekolah SMK, setelah masuk SMK dan lulus SMK ternyata tak kunjung juga dapat pekerjaan. Lalu yang sekolah SMA diharap melanjutkan sekolah ke Perguruan tinggi demi untuk menunjang segeranya mendapat pekerjaan tapi inipun nihil.

Mahalnya biaya pendidikan menggiring pemikiran anak muda memilih pekerjaan setelah lulus sekolah menengah atas. Tidak sedikit yang akhirnya memilih tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena biaya yang sangat menguras.

Serta sistem zonasi yang masih belum bisa tepat menjadikan anak muda dan para orang tua dilema, yang tadinya berkeinginan masuk sekolah Negeri yang ringan biaya tapi karena sistem zonasi beberapa diantara mereka jadi terlempar ke swasta karena tidak masuk dalam area/zonasi sekolah negeri tersebut.

Dan program pelatihan pra kerja dari pemerintah pun belum bisa menyelesaikan permasalahan pengangguran di kalangan anak muda gen-Z ini.

Dalam Islam, Lembaga keuangan Baitul Mal di salurkan untuk kesehatan, fasilitas umum, infrastruktur, dan lainnya bahkan pendidikan diterima dengan gratis oleh masyarakat sehingga anak-anak, putra, putri bangsa dapat menikmati pendidikan yang baik dan dengan suka cita-cita tanpa khawatir.

Dalam lembaga pendidkan Islam mampu menjangkau lapisan masyarakat serta kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan. Baik ilmu agama maupun ilmu yang umum. Dengan lembaga pendidikan Islam, maka seluruh lapisan masyarakat akan terlayani pendidikannya.

Menurut buku Manajemen Pendidikan Rasulullah yang ditulis oleh Dr. Murnii, M. Pd., dkk, di masa Rasulullah SAW terdapat beberapa lembaga sentral pendidikan. Lembaga sentral pendidikan tersebut salah satunya:

Al-Kuttab
Al-Kuttab adalah sejenis tempat belajar yang mula-mula lahir di dunia Islam. Al Kuttab memiliki fungsi sebagai tempat memberikan ilmu membaca dan menulis untuk anak-anak.

Tujuan dari didirikannya Al-Kuttab adalah untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak. Kurikulum yang diajarkan dalam Al-Kuttab adalah menulis dan membaca, menghafal Al-Qur'an, dan kaligrafi. Pendidikan di Al-Kuttab adalah pendidikan dasar yang mencakup seperti TPA/TQA, TK/RA, hingga SD/MI. Tetapi, waktu kelulusan setiap anak tidak lah pada jangka waktu yang sama.

Sistem pendidikan pada masa Rasulullah SAW yang telah diaplikasikan lewat lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut belum mengeluarkan pengakuan kelulusan, seperti gelar atau pun ijazah. Tetapi, nilai tertinggi para murid Rasulullah SAW terletak pada ketaqwaan.

Kaitannya dengan takwa kepada Allah SWT merupakan sebuah hasil dari sistem pendidikan pada masa Rasulullah SAW. Dengan ilmu tersebut, sistem pendidikan yang dikembangkan oleh para sahabat lahirlah generasi yang dikenal sebagai Salaf al shalih atau generasi Islam terbaik yang selalu menitik beratkan kepada syariat Islam yang berpedoman kepada Al Qur'an dan Hadits.

Dan juga membuat para pelajar tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan di luar sana karena mereka percaya akan ada Allah SWT yang akan membantu mereka dan segala usaha yang mereka lakukan kelak akan menjadi amal ibadah yang menolong mereka di akhirat nanti.

Secara tidak langsung membuat para anak bangsa kuat dari pemikiran yang tidak mudah terjatuhkan karena virus kapitalisme dan ikut-ikutan budaya asing.

Dari sinilah para anak bangsa dapat pemikiran yang cemerlang tidak selalu melihat kepada asas manfaat saja.

"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim.

Islampun sangat menjamin masyarakat mendapatkan pekerjaan sesuai bidang dan kemampuannya. Dari sumber daya alam yang di dapat seperti tambang dan lain-lain, pemerintah yang mengatur semua itu, tidak membiarkan pihak swasta dan pihak asing yang mengolah apalagi memilikinya.

Dari sumber daya tersebut dapat membuka banyak lapangan tenaga kerja sehingga masyarakat mendapat suatu pekerjaan dan juga dapat menikmati dari hasil pemberdayaan sumber daya tersebut.

“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal, yakni air, rumput, dan api; dan harganya adalah haram.” (HR Ibnu Majah).

Dalam hal kepemilikan Sumber Daya Alam, Rasulullah SAW mencontohkan pada saat itu Rasulullah pernah mengambil kebijakan untuk memberikan tambang kepada Abyadh bin Hammal al-Mazini. Namun kebijakan tersebut kemudian ditarik kembali oleh Rasulullah setelah mengetahui tambang yang diberikan Abyadh bin Hammal laksana air yang mengalir.

Pada contoh kebijakan Rasulullah tersebut jelas terlihat, bahwa untuk barang tambang yang jumlahnya tidak terbatas maka individu tidak boleh menguasainya sebab barang tambang tersebut termasuk harta milik umum dan hasilnya masuk dalam kas Baitul Mal.

“Kami telah menurunkan kepada kamu (Muhammad) al-Quran sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (TQS an-Nahl [16]: 89).

Dengan demikian anak muda gen-Z, para lelaki dewasa dan seluruh masyarakat akan mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan yang hakiki.

Wallohualam.

*) Penulis adalah Pengajar tinggal di Karawang, Jawa Barat

Penulis/Pewarta: Penulis Lepas
Editor: Ibnu
©2024 PRIANGANPOS.COM

Komentar